Catat, Sunan Ampel Itu Keturunan Suku Hui China, Kok Rizieq Ceramah di Masjidnya?
Ilustrasi Sunan Ampel |
Cinta News - Sangat lucu, ketika FPI dan kelompok sejenis yang getol sekali mencap keturunan China Indonesia adalah non Pribumi. Keturunan China dianggap bukan bagian masyarakat Indonesia, padahal mereka juga lahir dan besar di Bumi Indonesia. Hanya beda warna kulit dan kelopak mata saja. Setelah segala teriakan dan provokasi itu, ketua FPI kemudian ceramah di Masjid Sunan Ampel, yang pendirinya adalah keturunan China.
Foto Demo Ahok |
Dalam beberapa literatur disebut bahwa Sunan Ampel atau Raden Rahmat lahir 1401 di Champa. Disebut sunan Ampel karena beliau berdakwah di daerah Ampel Denta, Surabaya. Ada dua pendapat mengenai lokasi Champa ini. Encyclopedia Van Nederlandesh Indie mengatakan bahwa Champa adalah satu negeri kecil yang terletak di Kamboja. Pendapat lain, Raffles menyatakan bahwa Champa terletak di Aceh yang kini bernama Jeumpa. Sumber : Klik disini
Dalam catatan Kronik Cina dari Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu dari Haji Bong Tak Keng – seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam mazhab Hanafi) yang ditugaskan sebagai Pimpinan Komunitas Cina di Champa oleh Sam Po Bo.
Raden Rahmat dan Raden Santri adalah anak Makhdum Ibrahim (putra Haji Bong Tak Keng), keturunan suku Hui dari Yunnan yang merupakan percampuran bangsa Han/Tionghoa dengan bangsa Arab dan Asia Tengah,yaitu Samarkand/Asmarakandi (tentang Suku Hui China ini pernah diangkat dalam film Putri Huan Zhu, yang saat itu sangat terkenal). Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh/Abu Hurairah (cucu raja Champa) pergi ke Majapahit mengunjungi bibi mereka bernama Dwarawati puteri raja Champa yang menjadi permaisuri raja Brawijaya. Raja Champa saat itu merupakan seorang muallaf. Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh akhirnya tidak kembali ke negerinya karena Kerajaan Champa dihancurkan oleh Kerajaan Veit Nam..Sumber: Klik disini
Dari data ini maka saya lebih sepakat jika Sunan Ampel lahir di Champa (sekarang Kamboja) bukan dari Aceh, dan beliau keturunan suku Hui, China. Dalam sejarah Islam, mayoritas ulama dan saintis pada masa dinasti Umayyah dan Abbasiah, bahkan sahabat Rasul sang arsitek Salman Alfarisi berasal dari Asia Tengah. Mereka yang disebut bangsa Persia. Sebut saja misalnya Imam Bukhari, Umar Khayam, Al Farabi dan Ibnu Sina, semuanya berasal Uzbekistan. Bahkan ada naskah kuno yang meneybut Sunan Ampel keturunan Nabi Muhammad ke 19. sumber : Klik disini
Adanya suku Hui yang merupakan campuran China-Persia menunjukkan bahwa China dari dulu sudah memainkan sejarah penting dalam peradaban dan perkembangan Islam, bahkan di Indonesia yang dibawa oleh Sunan Ampel. Dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika bahkan disebut jika penemu benua Amerika adalah seorang Muslim dari China,yaitu Laksana Cheng Ho. Penemuan ini memang harus dikaji lebih lanjut, sebab belum banyak data sejarah yang bisa jadi pedoman.
Kalau kita melihat dari pakaian adat Suku Hui China dan Uzbekistan, memang mirip, bentuk tariannya juga mirip. Saya punya beberapa teman dari Uzbekistan dari wilayah Tashkent, saat saya melihat mereka menari, sungguh sangat indah. Saya bahkan sempat belajar tarian mereka tersebut karena kekaguman saya pada budaya mereka. Dibawah ini perbandingan baju dan tarian suku Hui dan Uzbekistan: atas adalah baju Hui-China, Sedangkan di bawah baju adat Uzbekistan-Persia.
Pantas jika kemudian ada Pribahasa Arab (guru kita sering menyebutnya ini hadist, meskipun riwayatnya lemah); Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China. Mengapa China? bukan karena China jauh dari Mekkah, tapi menurut saya yang mempopulerkan pribahasa tersebut adalah cendekiawan Muslim asia Tengah atau Persia yang banyak berakulturasi dengan orang China. Selain itu, peradaban China memang sudah lebih maju dan lebih dulu dari peradaban Arab sendiri.
Lalu jika kita melihat akhir akhir ini FPI dan kelompok garis keras mengcam keturunan Thionghoa bukan orang pribumi lah, antek komunis lah, bukankah hal itu juga melecehkan Sunan Ampel? Dan yang perlu diperhatikan semua sunan 9 masih kerabat Sunan Ampel,entah melalui keturunan atau pernikahan. Slogan Ganyang China, China aseng, dan kata kasar lainnya mereka teriakkan. Mereka pikir yang paling yang paling berjasa dalam dalam dakwah Islam itu hanya orang Arab? Tidak! Setelah para sahabat meninggal, yang berperan dalam menyusun ulang Quran, Hadist,dan ilmu bahasa Arab itu adalah orang Persia, bukan Arab. Oleh karena itu wajar, jika Ibnu Sina dalam Muqoddimahnya menyebut bahwa hanya orang Persia yang melestarikan pengetahuan dan menulisnya secara sistematis.
Rizieq dan kelompoknya harusnya malu, setelah teriak China Aseng dan sebagainya, kok malah ceramah di Masjid Sunan Ampel? Di dekat komplek Sunan Ampel sendiri ada kawasan pecinan terbesar di Surabaya, Kya-Kya. Kawasan ini telah ada bahkan sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Jika Sunan Ampel berada di kawasan ampel denta pada masa kerajaan Majapahit, maka hal ini membuktikan bahwa pecinan Kya-Kya lebih dulu ada, sebelum kedatangan Sunan Ampel. Ini juga membuktikan Sunan Ampel tidak pernah mengubah tradisi China, melarang, atau mengusirnya mereka. Malah sebaliknya, beliau memelihara dengan baik tradisi dan kampung tersebut. Jika anda berkunjung ke kawasan Kya-Kya maka anda akan melihat bangunan yang sarat dengan ornamen China, dan jika bertepatan dengan Imlek, maka anda akan menemukan budaya khas China: musik klasik, barongsai, Shanghai Night, jajanan, dan sebagainya disini. Sumber : Klik disini
Di komplek sunan Amplel juga banyak dihuni orang Arab yang sudah lama tinggal disana. Mereka rata rata berjualan makanan dan obat obatan khas Arab. Jadi kawasan sunan ampel sekarang, memang menunjukkan siapa Sunan Ampel sebenarnya. China dan Arab dikawasan ini bersatu dalam keharmonisa. Jangan karena ceramah -ceramah provokatif keharmonisan itu hancur, hanya menjadi sejarah yang akan terlupa. Tidak ada bangsa yang sungguh-sungguh pribumi, semuanya saling beralkulturasi membantuk sebuah peradaban yang dinamis.
Sumber : https://seword.com/umum/catat-sunan-ampel-itu-keturunan-suku-hui-china-kok-rizieq-ceramah-di-masjidnya/
0 komentar:
Posting Komentar