Anda Senang Kami Juga Tenang: Lebih Baik Rizieq Tak Usah Pulang Selamanya

Artikel terkait : Anda Senang Kami Juga Tenang: Lebih Baik Rizieq Tak Usah Pulang Selamanya

Dok. Viva.co.id

Cinta News - Melewati Jembatan Merah Putih (JMP) yang teletak di kota Ambon, saya melihat betapa nikmatnya menikmati pembangunan di negeri yang sejak dulu di anak tirikan oleh mereka-mereka itu, kemudian saya melihat pembangunan rumah-rumah ibadah semakin gencar.
Tapi sekita saya kaget ketika diperjalanan saya melihat berita tentang Rizieq yang dikabarkan akan pulang (bukannya disana asalnya). Padahal  pasca aksi berjilid-jilid dan hampir di laminating itu, pemeberitaan tentang Rizieq mulai agak berkurang mungkin saja media-media di Indonesia sudah bosan memberitakan tentang imam besar.
Ada udara segar dan udara polisi yang saya hirup membaca dari beberapa media online yang memberitakan kepulangan Rizieq Sihab. Hal ini berawal dari nyanyian kuasa hukum Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Kapitra Ampera mengatakan, Habib Rizieq akan kembali ke Indonesia pada 15 Agustus 2017.
Selain itu, Kapitra juga mengatakan, pihaknya siap menghadapi panggilan penyidik dan menyelesaikan setiap permasalahan yang menjerat Habib Rizieq, salah satunya terkait kasus dugaan
 chat mesum alias belada cinta Rizieq.

Awalnya Kapitra mengungkapkan kedatangan Rizieq ini bagian dari proses hukum namun belakangan terungkap ke publik bahwa  kepulangan Rizieq untuk menghadiri Milad FPI. Imam besar FPI tentunya harus menghadiri agenda tahunan organiasasi yang ia pimpin ini, bahkan sebelumnya itu kita ketahui bersama bahwa kuasa hukum Rizieq meminta agar Presiden Joko Widodo turun tangan guna mengintervensi kasus tersebut.
Anehnya,  Kapitra bahkan menyampaikan bahwa  semua orang ingin Rizieq hadir dan tidak ada kaitannya dengan proses hukum, pertanyaan kemudian semua orang siapa? bukannya banyak kalangan juga meminta agar Rizieq bersikap layaknya seorang imam besar.
Kabar kepulangan  Rizieq ini tentu menjadi angin segar bagi  pihak Kepolisian dan saya justru melihatnya akan dimemanfaatkan dengan baik kepulangan Rizieq untuk melakukan penahanan sebab Rizieq sudah masuk dalam DPO.
Namun tampaknya Polda Metro Jaya harus berkecil hati walaupun pihak Polda sudah menerbitkan surat penangkapan dan juga menetapkan Rizieq sebagai buronan yang masuk DPO namun hingga kini proses hukum terhadap Rizieq berjalan di tempat. Bagimana tidak berjalan di tempat jika Rizieq tak juga pulang bahkan disaat semua orang mudik saat Idul Fitri kemarin Rizieq memilih lebaran di Timur Tengah.
Berbeda dengan Kapitra,  muncul kabar bahwa buronan Polda Metro Jaya atas kasus dugaan pornografi itu akan pulang pada 15 Agustus 2017 justru dibantah oleh sesama rekan Kapitra yaitu  Sugito Atmo Pawiro yang menyampaikan kabar batalnya kepulangan Rizieq, Sugito memang punya peran penting dalam kasus balada cinta rizieq ini sebab Sugito adalah Ketua Bantuan Hukum FPI.
Dibeberapa media nasional Sugitro bernyanyi dimana isi nyanyiannya yaitu sebuah pengakuan bahwa ia baru saja sampai di Tanah Air usai bertemu Rizieq di suatu tempat persembunyian di Arab Saudi. Sugito mengaku, pembatalan pulang ke Indonesia itu disampaikan Rizieq langsung ke dia.
Disinilah kita bisa ukur sebenarnya siapa pembawa informasi yang tepat dan tidak, sebab Sugito mengaku tak mengetahui dari mana Kapitra mendapatkan kabar tentang kepulangan Rizieq itu bahkan ia meminta awak media bertanya langsung kepada Kapitra.
Selama dalam pelarian (entah karena takut atau memang merasa bersalah) selama ini melalui pengacara-pengacaranya, Rizieq bersikukuh tidak bersalah atas kasus itu  yang juga menjerat seorang wanita bernama Firza Husein.
Parahnya lagi, Rizieq terus melakukan perlawanan secara pasif terhadap keputusan penyidik yang menetapkannya sebagai tersangka. Namun dia tak mau berhadapan langsung dengan penyidik Polda Metro Jaya. Nah, disinilah letak logika masyarakat Indonesia harus berada pada garis yang tak berpihak untuk menilai siapa sebenarnya yang jadi pengecut.
Dalam pengematan saya munculnya kabar bahwa buronan Polda Metro Jaya atas kasus dugaan pornografi itu akan pulang pada 15 Agustus 2017 tak begito terlalu “wow’ bagi masyarakat bahkan banyak diantara mereka beranggapan bahwa lebih baik Rizieq tak usah pulang sebab bagi mereka (kubu sebelah) Rizieq dalam persoalan ini sebagai “kriminalisasi” namun saya justru mempertanyakan pihak sebelah apakah mereka paham arti dari kriminalisasi tersebut.
Saya justru salut dengan banyak pihak diluar sana yang justru meminta Rizieq tak pulang dengan beralasan jika negeri ini ingin tenang tanpa hasutan, tanpa ujaran kebencian maka biarkan saja Rizieq di Timur Tengah. Inilah jalan tengahnya, Rizieq bebas dari kasus dugaan obrolan mesum dan negeri ini bisa damai tanpa hasutan dan ujaran kebencian. Setuju kan, sana ambil sepedanya.
sumber: seword



Artikel Cinta News Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2017 Cinta News | Design by Bamz